Untuk kita yang percaya bahwa cinta adalah ada,
bahwa memaafkan tidak seberat memikul
dendam. Untuk kita yang percaya bahwa cinta
adalah ada, bahwa kita juga percaya bahwa ada
rasa saling menghormati kepercayaan di dalam
cinta. Untuk kita yang percaya bahwa cinta
adalah ada, senyum dalam derita adalah
kekuatan yang menguatkan. Untuk kita yang
percaya bahwa cinta adalah ada dan untuk
Tuhan yang membuat cinta menjadi ada, mari
kita bersulang di dalam doa! Untuk kita yang
percaya bahwa cinta adalah ada, terkadang kita
menyalahgunakan keberadaannya. Untuk kita
yang percaya bahwa cinta adalah ada sedari
awal kita memulai, kita hanya perlu saling
meyakinkannya di tiap hari.
Tak pernah kulihat indah sehina ini. Tak pernah.
Lututku patut bertelut dengan getar geletar yang
paling tulus untuk mengakuinya. Aku memohon
ampun, aku tahu aku salah, aku amat merasakan
kesalahanku, sebab karena mencintaimu, aku
menakut-nakuti diriku sendiri. Pernah aku
mencoba dengan susah payah di hadapan
benda-benda mati untuk sedikit saja memberi
senyum kepada hari yang tanpa kau. Tetapi apa?
Aku gagal. Aku bukan manusia yang tanpa cela,
sekalipun aku berdiri di antara putik-putik pujian
yang beterbangan. Aku manusia yang
membutuhkan maaf. Kehadiranmu masih sangat
membangkitkan aku yang tertelungkup di bawah
jendela waktu, agar aku dapat berdiri dan lekas
menghirup nikmatnya makna di dalam nafas.
Kaulah pemaaf yang paling aku cintai. Kau! Oleh
karena ada kau aku berkata kepada Tuhan;
"Lindungilah ia yang bersujud dengan menabur
air matanya saat meminta aku kepada-Mu, ya,
Tuhanku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar