Lama tidak dengar kabarmu, bagaimanakah
kamu sekarang? Semoga kamu dijaganya baik,
jangan sampai percuma melepas aku. Jauh
dariku bukan berarti tanpa tertawa. Meski ia
tidak selucu aku, janganlah jatuh air matamu.
Meninggalkan aku sendiri di sini kan seharusnya
bukan pilihan untuk bersedih sepanjang hidup.
Semangatlah untuk membuat dirimu
mencintainya!
Memang sesekali aku coba mencinta dengan
mencium, mendobrak pintu hatiku dengan
kecupan. Namun apa mau dikata, malah luka
perasaan orang. Apa cinta yang meledak-ledak
menghancurkan hati sendiri? Sebab setiap bunyi
hantaman keras, kudengarnya bagai namamu.
Beberapa menyukaiku dengan lembutnya, hanya
tak sedalam kamu mengenal aku. Kamu lebih
dari masa lalu, seperti pahlawan yang tidak
mungkin hanya karena ada luka kecil, dapat
terlupakan perjuangannya. Jika ada sejuta mulut
yang menyoraki aku berengsek, aku percaya
kamu tetap memiliki suara sendiri.
Itulah! Sesekali memang aku suka berkata
bodoh, membencimu karena jauh. Sebab
menyakitkan, kamu hadir untuk kuingat, seperti
datang untuk berpamit. Terkadang ini yang
membuatku berharap cemas, di mana kiranya
keseluruhanku dapat rubuh, sehingga dari atas
panggung aku terjatuh, kemudian mendarat di
pangkuanmu. Sekarang setelah semuanya ingin
kumulai sendiri, tiap kepingku telah menjelma
menjadi nyawa dan memberi hidup bagi tiap
kata yang melengkapkan sepi setiap orang.
Banyu tibo , pacitan
Senin 22 september 2014 , 15:21 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar