Senin, 18 Agustus 2014

sayapku telah patah


Sayapku memang telah patah, tapi tak
menjadi alasan ku akan menahanmu
untuk terbang lebih tinggi — itu yang
terfikir hari itu saat ku tahu kau
memilih yang lain, bukan tak
mencintaimu untuk tak menahan
pergimu apatalagi melontarkan
ketaksetujuanku saat itu . Tapi jauh
sebelum itu, ku cukup tahu diri bahwa
tak ada hal istimewa dariku untuk
harus dipertahankan. Maka ketika kau
pergi, ku hanya diam dalam bisuku,
dalam pedihnya perasaanku.

Sayapku memang tak lagi mampu
mengepak, tapi tak menjadi alasan ku
akan memintamu berjalan bersamaku
lantas kau tak lagi mengangkasa — Itu
yang terfikir hari itu saat kau
mengatakan telah memilih hati yang
lain, bukan tak mencintaimu untuk tak
memaksamu memilihku saja. Tapi
jauh sebelum itu, ku cukup tahu diri
bahwa aku tak pernah cukup bisa
membuatmu jatuh cinta padaku. Maka
ketika kau tak lagi untukku, ku hanya
nanar dalam kekosonganku, dalam
lukanya asaku.

Tapi usah cemaskanku, patah sayapku
mungkin tak mampu membuatku
terbang menujumu, tapi jauh di bawah
sini doaku selalu melangit untuk
kebahagianmu. karena tak lagi penting
apakah suatu saat ku bisa kembali
terbang bersamamu atau tidak, hanya
ku ingin kau tetap terbang walau tak
lagi denganku.
Pun usah cemaskan atas patahnya
sayapku, karena kau tahu? untuk
mencintaimu dengan atau tanpa sayap
pun aku bisa melakukannya. Mungkin
kau lupa, sebelum kau beriku sayap,
jauh sebelumnya aku telah
mencintaimu, dan itu cukup untuk
menjelaskan mengapa aku mampu
mencintaimu, bahkan ketika kau tak
lagi memilihku.

Aku baik-baik saja dan akan baik-
baik saja, selama ku bisa menatapmu
dalam doaku. Bahagiamu, bahagiaku
— maka ku mohon untuk satu hal itu
kabulakanlah untukku — Jikapun kau
melihat air mataku atau kesakitan di
rasaku, tenanglah itu hanya rindu
yang kadang lebih kuat dari tegarku.
Dan tentang ku hindarimu, semoga tak
pernah terfikir olehmu bahwa itu
karena kebencian. Tentu saja itu tak
mungkin, aku hanya terlalu malu
bahwa begitu lama ku tak menyadari
sayap yang tak lagi untukku, ku paksa
menerbangkanku untuk berada di
sisimu. Maafkan aku, untuk tak
menyadarinya, menyadari begitu lama
memaksamu mencintaku..
***

Hingga di detik ini, cintaku masih
sama bahkan mungkin bertambah,
sayangnya satu sayap takkan mampu
menerbangkanku. Rinduku pun tetap
sama, bahkan perihal sapaan “hari ini”
yang meski hanya kebetulan belaka,
masih mampu mendetakkan jantungku
sama setiap kau menyapaku diwaktu
lalu, namun jujur aku takkan mampu
dengan kekebetulan apapun itu. Aku
tak bisa, di sisimu lantas tak menjadi
sesiapa, aku tak bisa.–

Jika saja boleh meminta, untuk
takdirku. Bagiku tak mengapa jika kau
bukan untukku — asal kau selalu
bahagia — dan asal di cabut satu hal
dariku — “rindu” — itu saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar