Selasa, 26 Agustus 2014
gerimis cinta
Jika saja gerimis tidak lebih dulu mencuri
perhatianmu.
Mungkin aku tidak perlu digigilkan cemburu setiap
ia hadir di mataku.
tapi beruntung aku sempat mencuri senyummu,
karena itu cukup meredakanku.
-----------------------
Lewat gerimis,
Aku cemburu pada caramu menghapus luka, diam-diam tanganmu menengadah ke arahnya.
Jadi kuputuskan bermain hujan, untuk meresapi
rahasia kesejukannya.
Kelak jika kau terluka, peluklah diriku saja.
--------------------------------
Serupa angin menyepoi rambut kita, aku juga
ingin seperti dia.
Melucuti semua gelisahmu, hingga terlukis
senyummu merona disana.
Lalu tinggal kubingkai indah lewat kecup
keningmu saja.
---------------------------------
“Di dalam hujan itu ada anugerah tuhan “, rayuku.
tapi kamu masih saja termangu.
Malah jawabmu, ” Sepertinya gerimis ini akan
menjadi hujan yang lebat”
Maka kuputuskan saja untuk menarik tanganmu,
mencemburui balik gerimis itu layaknya bermain
hujan masa kecil kita dulu.
-------------------
Dan hujan pun semakin lebat, memerintahkan
langkah kita agar cepat,
sambil tahu-tahu telapak tanganku menjadi
payung di ubun kepalamu.
Kamu pun begitu juga rupanya.
Hingga tak sadar kita pun berbagi senyum,
karena tahu itu tak cukup melindungi– tapi cukup
meneduhkan hati kita.
--------------
Dalam hatiku berkata: ” Kamu pasti mengira
hujan ialah ajang cari penyakit.
Tunggulah, sampai hujan kugubah menghapus
rasa sakit.”
--------------
Dan sampai langkah yang tak seberapa, kau
mengembalikan tanganku ke asalnya.
aku diam-bingung saat itu. Dan kau malah
tersenyum sambil tanganmu mencoba memeluk
rintik hujan.
Entah kau lelah, kasih, atau kau mulai menikmati
rintik hujan ini?
tapi aku senang melihatmu begitu, hingga
tersadar aku tertular senyummu.
Ah! cinta, sepertinya ia ingin diartikan berbeda
saat itu.
---------------
Sungguh kasih, setelah itu, izinkanlah aku menjadi
hujan dalam hidupmu.
Setiap rerintiknya membawa ketenangan ke dasar
palung hatimu.
yang ‘kan selalu menjadi pertama kali
menyentuhmu,
menjadi yang kau andalkan ‘tuk mencairkan beku
luka dalam peparu.
hingga kau pun tak perlu takut sakit lagi, karena
ada aku yang selalu menemani.
--------------
Dan akhirnya kau pun memelukku kencang,
dan tangan lembutnya tak bisa lagi
kulawan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar