Kamis, 29 Januari 2015
padahal kemaren . . . . . . .
Aku berandai-andai
Seandainya kemarin aku tidak membiarkanmu pergi,
Apa kau masih setia di sini?
Menemaniku menatap langit senja dengan secangkir kopi.
Padahal kemarin kita masih di sini
Duduk santai
Berbincang tentang apa saja
Dan tidak meributkan hal-hal tidak penting lainnya.
Kita begitu menikmati waktu, kan?
Lalu saat ini, hanya ada aku sendiri
Duduk begitu kikuk
Berpikir tentang ini dan itu
Berpikir tentang kamu
Padahal kemarin kau bilang kau tak akan ke mana-mana
Akan selamanya ada di sisiku
Menemani dalam setiap susahnya waktu
Nyatanya..
Berbohong memang semudah yang pembohong bilang
: Semudah membalikkan sebuah telapak tangan
Padahal kemarin aku masih ingin berjuang atas kita
Merasa aku begitu keji, bila membiarkanmu sendiri
Namun saat ini, lihatlah lagi
Pada akhirnya aku yang meratapi hari ini
Padahal kemarin aku pikir kau sungguh cinta
Namun barangkali cinta bagimu hanya sekadarnya saja
Yang bisa pergi bila ingin
Dan akan tinggal bila memang perlu
Sayangnya aku tertipu
Mungkin nanti aku harus waspada
Karena tidak semua yang datang, akan pasti menetap selamanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar