Kamis, 29 Januari 2015

padahal kemaren . . . . . . .


Aku berandai-andai
Seandainya kemarin aku tidak membiarkanmu pergi,
Apa kau masih setia di sini?
Menemaniku menatap langit senja dengan secangkir kopi.

Padahal kemarin kita masih di sini
Duduk santai
Berbincang tentang apa saja
Dan tidak meributkan hal-hal tidak penting lainnya.
Kita begitu menikmati waktu, kan?

Lalu saat ini, hanya ada aku sendiri
Duduk begitu kikuk
Berpikir tentang ini dan itu
Berpikir tentang kamu
Padahal kemarin kau bilang kau tak akan ke mana-mana
Akan selamanya ada di sisiku
Menemani dalam setiap susahnya waktu
Nyatanya..

Berbohong memang semudah yang pembohong bilang
: Semudah membalikkan sebuah telapak tangan

Padahal kemarin aku masih ingin berjuang atas kita
Merasa aku begitu keji, bila membiarkanmu sendiri
Namun saat ini, lihatlah lagi
Pada akhirnya aku yang meratapi hari ini
Padahal kemarin aku pikir kau sungguh cinta
Namun barangkali cinta bagimu hanya sekadarnya saja
Yang bisa pergi bila ingin
Dan akan tinggal bila memang perlu
Sayangnya aku tertipu

Mungkin nanti aku harus waspada
Karena tidak semua yang datang, akan pasti menetap selamanya.

Rabu, 14 Januari 2015

Cinta Rasa Kurang

Cinta itu sebuah kebingungan yang dianugerahkan kepada kita supaya kita tidak selalu merasa paling benar. Aku mungkin saja salah memandang cinta itu begitu, tapi apakah kau wanita yang paling tahu urusan cinta?

Mencintai bukan kesalahan.
Benarkah manusia berhak memberi batas bagi kesabaran?
Sebab cinta itu menguatkan.
Bagaimana kau berpikir cinta itu melemahkanmu?

Kau lelah, kau bilang.
Kau melemah, katamu.

Percayakah kau pada kalimat-kalimat yang mulutmu ingin sedunia ini mendengar? Haruskah kau memaksaku, seolah bahagiamu itu bergantung pada pura-pura dan gerak yang dibuat-buat, bukan pada apa adanya orang, sebebas-bebasnya hati menuntun tubuh?

Kau tampak sedang tega pada diri seniri, menangis namun
sesombong itu mementahkan ketulusanku, berpaling untuk setajam itu meremehkan lelaki. Aku lelaki!

Kutebak sebentar lagi kau akan tertawa, demikian juga aku, tapi sesuai selera humor masing-masing.

Kupikir, kau tidak perlu meminta maaf. Aku agak lupa salahmu di mana, bahkan tidak tertarik untuk mengingat kau pernah bahagia. Bersamaku. Katakanlah dicintaiku rasanya selalu kurang, hingga kau berpikir, bahagia itu tidak sederhana. Bahagia itu tiak serumit yang kau pikir, Sayang. Itu yang kupikir, semampunya aku ingin dewasa. Namun aku masihlah aku, pun aku tidak mengharapkan yang buruk-buruk, melainkan semoga tanpaku kau jadi tenang, dan pergiku mencukupkanmu.

Minggu, 11 Januari 2015

Jatu cintalah pada pria yang menulis

Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia
akan menerjemahkan pertemuan pertama
dalam barisan kata-kata, pertemuan
selanjutnya dalam sekumpulan prosa, dan
seterusnya tanpa pernah ada titik henti.
Karena ia akan terus menulis di dalam
pikirannya, mimpi-mimpinya, dan namamu
selalu menjadi kosa kata favorit dalam
hidupnya.

Jatuh cintalah pada pria yang menulis.
Terkadang ia hanya akan menomorduakanmu
dengan sebuah buku, sepotong puisi, atau
barisan kisah manis yang ditemukannya pada
secarik kertas. Tiada sosok lain yang akan
menggantikanmu. Bagaimana mungkin bisa
terganti ketika ia sangat percaya tiada kata-
kata yang lebih indah selain yang keluar dari
bibirmu?

Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia
akan membawamu pergi berkelana di
dunianya dengan rentetan cerita dan
membiarkanmu yang memilih akhir kisahnya.
Ia tak punya kuasa. Karena baginya, hanya
kamu seorang yang menjadi perhentian dan
selalu menjadi imajinasi terindahnya.
Kemarin, hari ini, dan esok hari.

Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia
akan menunggumu dengan secangkir kopi,
musik mengalun di telinga, dan sehelai kertas
untuk menulis. Ia tak akan pernah
berkeberatan untuk menantimu di mana saja
dan kapan saja. Sejatinya selama di sana ada
kamu – dan ketika selama ia percaya, kamu
akan hadir untuknya setelah itu.

Jatuh cintalah pada pria yang menulis. Ia
akan menyusun kisahmu, menyisipkan
kisahnya, lalu dijadikan satu cerita utuh.
Tentu kamu diperkenankan menambahkan
cerita sedih, gusar, atau tawa di dalamnya.
Karena bukankah selalu ada lembaran kosong
yang bisa kalian isi bersama?

Jadi, jatuh cintalah pada pria yang menulis.
Temukanlah ia. Karena ia tersembunyi di
ruang-ruang sepi, lorong-lorong toko buku,
atau kedai kopi di sudut jalan itu. Mungkin ia
terlalu lama menunggumu dan waktunya tak
lama lagi. Karena pria yang menulis, tak
selamanya akan menulis. Ia juga akan
menjadi pria yang menjawab semua
pertanyaanmu, pria yang memelukmu ketika
kamu bersedih, pria yang akan menyimpan
rahasiamu, dan pria yang selalu terjaga di
antara perjalanan waktu hidupmu.

Sabtu, 10 Januari 2015

Ada hal yang tidak kamu tau tentang seseorang yang mencintaimu

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
tersenyum, tentang seseorang yang
melakukan sama setiap kali dia melihatmu.
Dia merasa gembira, tanpa kau tau, dia
terpejam dan membayangkanmu berada di
sampingnya.

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
tertawa, tentang seseorang yang
memamerkan giginya dalam mulutnya yang
terbungkam, agar orang di sekitarnya tak
menyangka dia gila karena tertawa
melihatmu tertawa…, meskipun bukan
karenanya.

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
menangis, tentang seseorang yang merasakan
hatinya teriris. Dia tak mampu menepis rasa
sakit di hatinya ketika melihatmu menangis,
karena dia merasa apa yang kau rasa adalah
perasaannya juga. Kau adalah bagian
darinya.

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
marah, tentang seseorang yang mengepalkan
tangannya untuk siap meninju orang yang
menjadi tersangka atas penyebab
kemarahanmu, tetapi dia tak mempunyai hak
atau kuasa untuk melakukannya karena dia
bukan siapa-siapamu.

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
sedih, tentang seseorang yang ingin sekali
memelukmu erat, menguatkanmu,
menabahkanmu, meyakinkanmu bahwa
semua akan baik-baik saja. Namun dia
menahannya, orang itu hanya berharap kau
selalu bahagia.

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
tertidur, tentang seseorang yang duduk di
atas sejadahnya, mengangkat kedua
tangannya sedada, dan mengucapkan amin
sebanyak-banyaknya. Dia berdoa meminta
Tuhan memberimu bahagiamu saat terjaga,
dia berharap kau pun mengamininya.
Meskipun kau berbahagia bukan bersama
dirinya.

Dan terakhir, tarik dan embuskankan
napasmu sejenak untuk mengetahui hal
terakhir.

Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
jatuh cinta, tentang seseorang yang
mencintaimu, namun kau tak pernah
melihatnya. Kau terlalu sibuk melihat ke
depan tanpa pernah sempat menengok ke
belakang, kau selalu memunggunginya dan
dia menunggu. Hingga akhirnya dia sadar
semua ketulusan yang dilakukannya hanya
sia-sia, namun dia mengikhlaskannya dan
merelakanmu.

Dan ketika kamu tau tentang seseorang itu, dia
telah ditemukan oleh seseorang yang
melihatnya…